Persaingan di dunia maya (foto: Kamaruddin Azis)
Senin, 12 Agustus 2013, Tribun Timur, media cetak dan portal online terpandang di Indonesia Timur menyajikan berita tentang calon Walikota Makassar yang bersaing di website. Nama kesepuluh kandidat dipajang plus beberapa alamat website.
Ah, ini menarik, setidaknya kita akan punya sumber informasi untuk mengenal para calon. Sayangnya, setelah mengklik semua nama dan alamat, ternyata tak semuanya bisa diklik dan sesuai dengan ekspektasi saya.
Saya klik website Irman Yasin Limpo alias None www.irmanyasinlimpo.com, yang muncul kalimat: “Database connection error (2): Could not connect to MySQL.”. Mungkin sedang error saja saat saya klik. Lalu dalam beberapa menit, saya klik lagi dan berhasil masuk meski None tampil di header tidak dengan pasangannya, Busrah. None tampil sebagaimana gayanya yang sangat ‘macho’ lengkap dengan kopiah hitam.
Beberapa lainnya seperti pasangan Supomo Guntur dan Kadir Khalid justeru tak mempunyai alamat lengkap, saya coba browsing nama “Supomo, Kadir dan Website” tapi tak menemukan link yang sesuai. Berulang, ketik “Supomo Guntur Website” tetap saja nihil panduan ke websitenya.
Yang tampil menawan di website justeru pasangan Adil-Patu (www.adiluntuksemua), Tamsil-Dasad (www.tamsil-dasad.com), Danny-Ical (www.pilihdia.com), Muhyina-Syaiful (www.makassarbergerak.com), keempatnya terlihat mempersiapkan website yang khusus mengikat nama mereka berdua.
Pasangan lain, Erwin Kallo, tampil dengan website yang dirilis sebelum dia berpaket dengan Hasbi Ali. Beberapa pasangan lain, seperti Rusdin Abdullah – Idris Patarai, Herman Handoko – Abd Latif Bafadhal tidak dirinci alamat websitenya di berita Tribun Timur itu.
Saat menulis nama Rusdin – Idris di google justeru diarahkan ke berita portal Kompasiana. Lain pula dengan Herman dan Latif Bafadhal, saat dicari di google justeru nangkring di berita Tribun Timur.
Bagaimana dengan Apiaty Amin Syam dan Zulkifli Gani Ottoh? Saat saya ketik “Apiaty Amin Syam Zulkifli Gani Ottoh” justeru merujuk ke Berita Rakyat Sulsel.
Implikasi ke Voters
Meski tak bakalan seperti iklim internet Amerika yang mengantar Obama menjadi Presiden karena dukungan dunia maya, kandidat Walikota Makassar harusnya mengubah pandangannya tentang nilai strategis internet untuk pencitraan mereka.
Makassar adalah kota modern dengan denyut perkembangan informasi dan teknologi kian lajut. Masyarakat baru dengan basis penguasaan internet semakin dominan dan berpengaruh, utamanya kalangan muda. Ini sejalan dengan perkembangan perangkat komunikasi yang semakin canggih dan real time.
Dari pantauan penulis, hanya ada beberapa dari 10 kandidat Walikota yang tampil menawan dengan gaya template dan konten yang informatif serta mampu menjawab dahaga saya dan mungkin publik. Beberapa lainnya hanya nebeng di berita-berita media online.
Bagi penulis, website Adil Patu, Danny dan Muhyina layak diapresiasi. Makassar tentu berbeda dengan kabupaten/kota yang lain di Sulawesi Selatan, jika dilihat dari ketersediaan akses internet. Para kandidat yang saya sebutkan ini nampaknya paham nilai website.
Saya menduga kalangan pemilih pemula, mahasiswa, kaum terpelajar dan kelas menengah akan mempertimbangkan dengan saksama jika ada model, teknik dan asupan informasi yang diberikan para kandidat. Tentu dengan paket informasi faktual, rasional dan tak mengada-ada.
Semakin informatif dan faktual akan sangat berkontribusi dan berkorelasi pada kesadaran para pemilih. Begitu kata para pengamat media.
Saat ini banyak social media (socmed) yang bisa menjadi perantara efektif bagi website pasangan calon seperti Facebook dan Twitter. Bagi tim sukses pasangan, utamanya divisi IT akan sangat strategis fungsinya untuk mendongkrak pencitraan calon melalui penyebaran berita-berita positif mereka. Di sinilah dilihat kejelian para kandidat itu.
Mengapa Facebook dan Twitter? Di Facebook, jumlah perkawanan yang bisa mencapai mencapai 5,000 orang adalah ladang promosi, apalagi kalau diasumsikan berlaku “multi level branding”, branding calon dari orang ke orang.
Di dunia kicauan Twitter, beberapa idola netters Makassar seperti @SupirPete2, @hurufkecil @MksNolKm @paccarita adalah penyampai yang efektif. Akun seperti SupirPete2 misalnya, dia mempunyai tak kurang dari 44.916 followers, akun @hurufkecil bahkan mencapai 97.600 followers (per 12 Agustus 2013).
Jika bisa menjalin komunikasi atau setidaknya berbagi kabar baik yang ada di website kandidat dengan akun kepunyaan kebanggaan anak Makassar itu, saya yakin akan ada siginfikansi perolehan suara kelak.
Selain mempromosikan gagasan kandidat, website juga merupakan media berbagi gagasan, kritik, informasi dua arah, oleh karena itu, sangat disayangkan jika masih ada kandidat yang meng-underestimate- warga utamanya warga Makassar di dunia maya.
Ayooo, tunggu apa lagi sebelum bilik suara benar-benar dibuka?
—-
Kamaruddin Azis
Penasehat Komunitas Blogger Anging Mammiri Makassar
dapat ditemui di www.denun.net dan email: [email protected]