Peranan jurnalisme warga berpeluang besar mempengaruhi isu di tengah masyarakat. Dalam konteks Makassar, situs warga https://makassarnolkm.com berfungsi sama. Kabar dan cerita dari warga Kota Daeng dan donasi para simpatisannya menjadi kekuatan utama berkembangnya situs ini setahun terakhir.
Contoh dapat kita ambil dari berita tentang penebangan pohon di Jalan Pettarani. Berita yang disiarkan situs ini pada tanggal 25 Juni 2013 lalu menjadi topik hangat yang berkembang kemudian lewat media sosial dan direspons oleh beberapa kalangan.
“Mungkin karena awalnya tidak banyak muncul di media massa, begitu di-share ke media sosial, tanggapan banyak yang muncul, termasuk, kalau tidak salah, ada sekelompok mahasiswa yang mendemo penebangan itu,” terang Ahmad.
Fenomena ini menjadi salah satu hal yang menyita perhatian sejumlah anggota Android dalam bincang-bincang bertema “jurnalisme warga”, yang digelar di Warkop Mazzagena, Boulevard Panakkukang, Makassar, pukul 19.00 Wita, Sabtu 20 Juli 2013. Android Makassar yang punya gawe mengundang https://makassarnolkm.com, yang diwakili dua di antara pengelola situs tersebut, Ahmad dan Anwar Jimpe Rachman.
Situs ini baru sekisar satu tahun. Meski usianya sangat muda, tapi perkembangannya di luar dari dugaan, setidaknya dari perkiraan individu dan komunitas yang menjadi penyokongnya—aktivis LSM, arsitek, mahasiswa, pengamat kota, sejarawan, penulis dan sastawan, pegiat kelompok hobi, sampai ibu rumah tangga. Kunjugan setiap bulan pada caturwulan pertama ‘hanya’ mencapai 3000-an kunjungan. Pada caturwulan kedua, hitsnya mencapai 5000-an. Kini, rata-rata hitsnya mencapai 8.000 hits per bulan.
“Situs ini milik warga dan diperuntukkan bagi warga. Karenanya, kepemilikannya oleh semua warga pula. Meski begitu, situs ini tetap membutuhkan orang-orang yang menjagai setiap hari, mulai dari mengedit tulisan, memilah sumbangan foto/sketsa/gambar yang diperlukan untuk melengkapi bahan yang disiarkan,” jelas Anwar Jimpe Rachman.
Situs https://makassarnolkm.com dikerjakan dan dihidupkan oleh warga sendiri. Karenanya, pengelola situs memberi peluang kepada warga untuk mengembangkannya dalam bentuk donasi. Donasi itu berupa pembelian cenderamata. Dana yang terkumpul akan dipertanggungjawabkan penggunaannya lewat situs ini juga, sebagaimana yang pernah dipublikasikan dalam tulisan Wujud Kerja Bersama Individu dan Komunitas.
Situs berbasis jurnalisme warga lahir berdasarkan kebutuhan dan inisiatif warga memceritakan ke khalayak terkait lingkungan sekitar atau komunitas tempat bergiat dan berkumpul. Beban media cetak dan media elektronik meliput beragam kejadian di tengah warga kecil lantaran daya jelajah dan personil yang terbatas. Untuk itu, diperlukan wadah pengisi celah yang ditinggalkan media massa. Dengan demikian, memutlakkan peran dan kehendak warga sebagai pengolah informasi tangan pertama.
“Mengapa situs ini tidak ada iklannya? Padahal iklan sangat memungkinkan menjadi salah satu sumber pendapatan agar situs ini terus ada?” tanya Rahim, salah seorang anggota Komunitas Android.
“Iklan memang sempat menjadi pembicaraan besar teman-teman dalam pengembangan awal situs ini. Keputusan untuk meniadakan pariwara berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain [1] di kehidupan offline, warga Makassar sudah sangat terpapar iklan, baik iklan berkaitan produk maupun pariwara yang berhubungan dengan dinamika politik lokal maupun nasional; [2] sebagai ruang bersama, situs ini menyediakan ‘keleluasaan’ yang belum diperoleh di dunia offline; dan [3] sebagai bentuk pernyataan bahwa situs ini memilih berdiri untuk satu pihak saja: warga!” jelas Anwar Jimpe Rachman merunut.
Dalam pertemuan itu pula dibincangkan pula kemungkinan kerjasama antara MakassarNolKilometer dan Android Makassar, mulai pelatihan menulis hingga peluang pengembangan aplikasi berbasis Android untuk situs https://makassarnolkm.com. Semoga kerjasama ini terwujud.[]