Semangat Tanpa Batas Dead of Destiny

Dead of Destiny di Live Unrough (foto: Muh. Farid Wajdi)

Dead of Destiny di Live Unrough (foto: Muh. Farid Wajdi)

Sepertinya semangat independensi yang ingin ditampilkan para penggiat kreatif Makassar perlahan tapi pasti menuju ke arah yang menyenangkan. Seringkali, walaupun belum banyak, ada saja orang-orang yang mampu membuat suatu terobosan-terobosan baru yang tidak dipikirkan para penggiat kreatif di sini sebelumnya.

Seakan dengan sendirinya sekumpulan orang-orang tersebut membuat skena lokal yang dulunya stagnan dan cenderung kaku menjadi ruang temu antar individu yang merdeka dan mulai perlahan cair kembali layaknya hujan yang turun. Tanpa kehadiran ‘sekat’ atau “ideologi sesat” oleh orang-orang konservatif tertentu.

Selain itu, interaksi sosial di ruang publik yang independen dan nyata ini -yang pastinya tidak ditemukan di dunia maya sekalipun- , bisa saja berawal dari obrolan ringan  yang berkembang menjadi sebuah wacana dan berakhir diwujudkan di dunia nyata.

Semisal yang berawal dari obrolan ringan yang berakhir dengan output yang luar biasa yakni gelaran musik dan diskusi non-profit seperti KBJamming oleh Kedai Buku Jenny, tur 3 band independen yang bertajuk Riuh Berderau atau Musick Bus yang merintis mobile record store pertama di Makassar

Semangat independensi ini juga tampaknya mengena pada Dead Of Destiny, band metalcore termutakhir asal Makassar yang merilis mini albumnya Kotak Berisi Dosa pada awal tahun 2012 lalu. Dead Of Destiny, yang sering juga disingkat DOD, beranggotakan Rico (vokal), Endi (gitar) Didi (bass) dan Radhit (drum) tampaknya serius menanggapi semangat tersebut.

Dengan menggelar mini konser bertajuk Live Unrough pada 12 Oktober 2013 di Beatstone’s Café, Dead Destiny ingin memberikan bukti nyata akan aktualisasi karya mereka. Live Unrough mengandung makna semangat yang lancar dan tanpa batas ini dipilih sebagai tajuk gelaran yang menggambarkan bagaimana mini konser ini diselenggarakan sendiri oleh DOD dengan dukungan penuh dari VONISMEDIA, StageID Makassar dan makassarradio.caster.fm.

Sekilas dari digelarnya Live Unrough ini yang dikutip dari pers rilis mereka, DOD sepertinya gerah melihat kondisi yang dialami para penggiat skena musik lokal kota Makassar yang masih menghamba pada ajakan untuk bermain di sebuah event dibandingkan membuat event sendiri untuk mengaktualisasi karyanya. Maka dari itulah, mereka seakan bersemangat mematahkan anggapan tersebut dengan menggelar Live Unrough.

Saya sempat menghadiri soundcheck DOD di Beatstone’s Café di hari H. Kafe ini terletak di Jalan Emmy Saelan dulunya Indira Café  di Jalan Muchtar Lutfi yang cukup sering menjadi titik sentrum langganan gigs-gigs band indie pada medio 2009  sampai 2011.

Didi dari Dead Of Destiny soundcheck. (foto: Muh. Farid Wajdi)

Didi dari Dead Of Destiny soundcheck. (foto: Muh. Farid Wajdi)

Tepat pada pukul 20.00 Live Unrough pun dimulai. Agak heran sekaligus takjub juga melihat sebuah acara mini konser yang digelar sebuah kolektif metalcore bisa berjalan tepat waktu. Ternyata berhembus kabar bahwa pada hari itu juga ada homeband  yang sudah dijadwalkan main di Beatstone’s Cafe pada pukul 21.00, sehingga mau tidak mau Live Unrough harus digelar tepat waktu. Sangat disayangkan, tapi harus juga mengacu pada sebuah aturan. Setidaknya, Live Unrough tetap bisa digelar.

Membuka dengan nomor “Messiah” dari album terbaru mereka THE BLACK yang bakal dirilis tahun depan, Dead Of Destiny tidak tanggung-tanggung menghajar panggung malam itu. Dilanjutkan dengan “Kesaksian Pahit” dan “The Prayer”, Dead Of Destiny seakan memuntahkan peluru panas yang menembus kepala untuk ber-headbanging bersama menyambut cabikan cadas bass dari Didi serta vokal growl menggeram dan menghentak dari Rico.

Rico dari Dead Of Destiny. (foto: Muh. Farid Wajdi)

Rico dari Dead Of Destiny. (foto: Muh. Farid Wajdi)

Ketukan drum Radhit yang konstan dipadu deru distorsi dari Endi tidak berhenti begitu saja di lagu berikutnya “Kotak Berisi Dosa” dan lagu terbaru berikutnya “The Black”.

Radhit dari Dead Of Destiny "menghajar" drum di Live Unrough. (foto: Muh. Farid Wajdi)

Radhit dari Dead Of Destiny “menghajar” drum di Live Unrough. (foto: Muh. Farid Wajdi)

“Close To Death” yang merupakan lagu andalan DOD yang videoklipnya dibuat oleh Timur Pictures, dipilih sebagai lagu berikutnya untuk membuat moshpit semakin panas untuk bersegera moshing dan stage diving. Dilanjutkan dengan lagu terbaru mereka berjudul “Di Belakang Garis Musuh” yang dipilih sebelum ditutup dengan “Only God” dari mini album Kotak Berisi Dosa.

Walaupun terbilang cukup singkat waktu yang diberikan untuk menikmati Live Unrough malam itu, tapi itu sudah cukup luar biasa untuk DOD bisa menggelar mini konser tersebut dengan kerja keras sendiri.

Selain itu animo penonton yang hadir  menyaksikan Live Unrough malam itu juga cukup tertib, walaupun hanya ber-headbanging tanpa moshing dan stage diving sekalipun dan juga banyak yang sempat hadir walau terlambat untuk menyaksikan karena mengira mini konser tersebut tidak digelar tepat waktu yang kenyataannya digelar sesuai jadwal.

Info terbaru setelah Live Unrough ini, DOD akan masuk sesi rekaman untuk album penuh pertama mereka bertajuk THE BLACK pada Desember 2013. Selain itu, mereka juga kehadiran personil baru yakni Fadly (Archisexture) pada gitar, yang akan membantu memadatkan distorsi gitar dengan oktan tinggi bersama Endi.[]

Bagikan Tulisan Ini:

Achmad Nirwan (8 Posts)

penikmat musik yang kadang-kadang main gitar dan menulis apa saja


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


nine × 4 =

You may use these HTML tags and attributes: